Mayasari, Dhea Windi (2025) ANALISIS BREAK EVENT POINT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA RUMAH TEMPE INDONESIA. Diploma thesis, Politeknik Harapan Bersama.
![]() |
Text (COVER)
TA BISMILLAH FIX-1-16.pdf Download (1MB) |
![]() |
Text (BAB I)
TA BISMILLAH FIX-17-28.pdf Download (810kB) |
![]() |
Text (BAB II)
TA BISMILLAH FIX-29-43.pdf Download (775kB) |
![]() |
Text (BAB III)
TA BISMILLAH FIX-44-50.pdf Download (672kB) |
![]() |
Text (BAB IV)
TA BISMILLAH FIX-51-76.pdf Restricted to Registered users only Download (732kB) |
![]() |
Text (BAB V)
TA BISMILLAH FIX-77-78.pdf Download (590kB) |
![]() |
Text (DAFTAR PUSTAKA)
TA BISMILLAH FIX-79-83.pdf Download (529kB) |
![]() |
Text (LAMPIRAN)
TA BISMILLAH FIX-84-90.pdf Download (799kB) |
Abstract
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya perencanaan laba bagi perusahaan untuk meminimalkan risiko kerugian dan memperkirakan target keuntungan yang ingin dicapai. Rumah Tempe Indonesia sebagai perusahaan manufaktur produk tempe mengalami fluktuasi penjualan setiap bulannya dan belum menerapkan analisis Break Even Point secara optimal sebagai alat bantu perencanaan laba. Break-event point digunakan untuk mengetahui jumlah minimum penjualan yang harus dicapai agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan Break Even Point sebagai alat perencanaan laba pada Rumah Tempe Indonesia. Dengan mengetahui titik impas, perusahaan dapat menetapkan target penjualan yang realistis, menentukan batas aman operasional, serta memperkirakan potensi laba yang akan diperoleh di masa mendatang. Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif kuantitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi pustaka. Data yang dianalisis meliputi laporan penjualan, biaya tetap, biaya variabel, dan laporan laba rugi selama periode September sampai dengan Desember 2024. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penjualan produk Tempe Kita mengalami fluktuasi, dengan penjualan tertinggi terjadi di bulan September dan terendah di bulan November. Penerapan analisis break even point memberikan gambaran bahwa bulan September merupakan periode paling efisien dari sisi pencapaian titik impas dan efisiensi biaya. Dengan demikian, break-event point membantu perusahaan dalam merancang strategi penjualan dan pengelolaan biaya secara lebih terukur dan efektif.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Subjects: | H Social Sciences > HG Finance J Political Science > J General legislative and executive papers |
Divisions: | Akuntansi > Diploma III Akuntansi |
Depositing User: | Dhea Windi Mayasari |
Date Deposited: | 21 Aug 2025 06:43 |
Last Modified: | 21 Aug 2025 06:43 |
URI: | http://eprints.poltektegal.ac.id/id/eprint/5592 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |